Pages

RSS

Senin, 09 November 2009

True love in 1 year, :D

Sejak punya bayi (baca: sekarang sudah gede dan jadi batita, bukan bayi lagi =p), aku banyak ikut perkumpulan2 ibu2, ikut milis2 ibu2, untuk cari bahan dan wawasan tentang bayi seluas-luasnya.

Dan sejak ikut perkumpulan begituan, yang ada malah aku dibuat bingung. Karena panduan merawat bayi sangat beragam. Yang satu bilang A, yang lain bilang B. Belum lagi dari sisi keluarga yang ngasih komentar2 berlawanan pula, pusiiiiiing deh...Cari referensi dari internet dan buku pun tidak membuat hati tenang, karena banyak buku2 tsb berasal dari LN, dimana beberapa budayanya ada yang berbeda dengan kita, contoh : di LN terbiasa makan dengan table manner, jadi anak harus dibiasakan juga sejak dini, duduk di meja makan, dsb. Lha wong diriku dan suami terbiasa makan sambil lesehan, masak si anak dipaksa makan di atas tempat duduk, kan gak konsisten, ya tho?

Sejak Rasya bayi, aku merasa mendapat yang namanya "Baby Blues", pernah denger kan? Walau enggak parah-parah amat, tapi cukup mengganggu kehidupanku. Karena aku ikut milis yang mendorong2 untuk ber-ASI eksklusif, aku memaksakan diri untuk ngasih full ASI ke Rasya, tanpa tambahan sufor, dan tanpa memeras ASI karena aku punya ketakutan berlebihan bahwa ASIku tidak cukup kalo tidak dapat rangsangan langsung dari si baby. Nah, paranoid ku ini memperparah keadaan. Sejak lahir, Rasya sulit sekali untuk bisa "dipegang orang" lain, karena ketergantungan ASI padaku. Trus sering rewel gak jelas, mungkin karena dia ngerasa ibunya capek, tegang, stress, si baby ikutan gak nyaman. Mana dulunya aku ngotot gak pakai pembantu (kebetulan memang rumahnya gak cukup buat pembantu, hehe, kamar cuman 2 ditempatin aku+keluarga dan adik ipar), walo sudah dibantu pembantu yang pulang siang, masih membuatku stress, capek, uring2an. Gak jarang kalo udah kadung emosi, aku main tangan ama Rasya, aku jiwit, aku pukul (*enggak keras2 banget lah, tapi gimanapun kan berpengaruh ke psikologis yah? Padahal lho dia masih bayi, yang tidak berdosa. But, i dont know what to do. I am in Baby Blues.....

Jauh di dalam hati, aku tahu hal ini salah, aku tahu harus ada yang dirubah. Sayangnya, semakin sering aku join perkumpulan ibu2, malah semakin membuatku tidak tenang, karena yang ter-ekpos di kehidupan mereka adalah yang senang-senang dan baik-baik saja. mereka saling menyayangi, hidupnya damai, si anak ceria dan happy, si ibu juga senang melihat perkembangan si kecil yang pesat, si anak bisa dititip2kan ke relatif atau pembantu, si ibu juga masih bisa punya "kehidupan". Sedangkan aku? Full of stress !! Aku merasa terkungkung, aku tidak bahagia, perkembangan Rasya juga enggak pesat, malah bisa dibilang lambat, kalo yang lain sudah bisa merangkak kesana kemari, si Rasya merangkak cuman beberapa langkah aja, trus mewek nangis gak mau jauh2 dari aku, manja banget deh. Dan aku sebelnya bukan main sama manjanya Rasya, aku merasa terganggu dengan adanya dia. Adanya dia telah merusak kehidupanku. Well, I still dont know what to do, I'm in baby blues...

Belakangan ada yang membuatku berubah pikiran. Ketika Rasya berumur 1 tahun 1 bulan, dia sudah bisa jalan tapi dengan ditatah. Dari cara jalannya sih sebenarnya dia sudah bisa jalan sendiri, tapi dia masih takut. Dan lagi-lagi aku menyalahkan ASI, Rasya masih terlalu bergantung sama aku karena masih ASI. Tapi aku juga enggak punya keberanian untuk nambahin sufor, karena aku tahu gak ada yang bisa menandingi kehebatan ASI. Secara gak langsung Rasya selalu dibandingkan dengan yang lain, yang lain sudah berani untuk jalan sendiri (walo masih goyang2 dan jatuh2), Rasya gak mau sama sekali dilepas sendiri. Aku sering ngomel sama suami, kenapa Rasya begini, kenapa begitu, aku sebel begini, begitu, dan responnya, "Kalau Rasya memang lambat kan tidak apa2, banyak yang juga lambat, trus kalo lambat memangnya kenapa, apa trus tidak sayang lagi sama Rasya? Sudahlah, dinikmati saja waktu-waktu main-main sama Rasya. Enggak usah dibanding2kan dengan yang lain, karena basicly setiap orang itu unique".

Sejak itu aku jadi berpikir, bener juga ya, kalau pun misalnya Rasya tidak sempurna, apa itu akan mengurangi rasa sayangku sama dia? Aku gak mau. Apapun yang terjadi sama Rasya, aku tetap sayang sama dia. Dia punya hak untuk lebih disayangin sama aku, ibunya. Well, kalo gitu memang kenapa gak aku nikmatin aja waktuku sama Rasya? Ya kan? Stop comparing him with others. Rasya itu unique, dan apapun yang terjadi, aku sayang dia.

Anehnya, sejak aku berpikir seperti itu, di umur Rasya 1 tahun 2 bulan, Rasya sakit dan ber-nursing-strike, yang aku salah artikan sebagai self-weaning. Hehe, istilahnya syerem ya. Nursing strike itu maksudnya mogok menyusu, sedangkan self-weaning adalah penyapihan sendiri yang dilakukan oleh bayi. Waktu itu Rasya sakit demam, dan enggak mau menyusu, maunya minum air putih saja. Waktu itu, sekalian aja aku sapih, dan aku pikir2, enggak usah maksain untuk ber-ASI hingga 2 tahun kalo memang itu lebih baik, iya tho? Mumpung rasya sudah 1 tahun, sekalian aja aku biasakan minum susu sapi. Dan di usia 1 tahun 3 bulan, akhirnya Rasya mau belajar jalan sendiri..!!

Begitulah, suka-dukanya jadi ibu. Cinta sejatiku pada Rasya, baru aku temukan di usia rasya 1 tahun. Still fighting to be a better mom....

1 komentar:

Radityo P W mengatakan...

Rasya, we love you Full....